MANADO, PROSULUT.com – Tidak terima anknya ditegur oleh guru karena sering Alpa, salah satu orang tua orang tua murid di SDN 18 Pandu Cerdas berinisial MR ajukan protes. Bahkan sampai melaporkan kepala sekolah bersama guru kepada walikota lewat Medsos.
Tak ayal baik Kepsek maupun guru dipanggil menghadap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado untuk dimintai keterangan perihal laporan tersebut karena pak walikota ingin tahu apa sesungguhnya yang terjadi
Setelah berurusan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, masalahpun menjadi terang benderang.
Kepala Sekolah SDN 18 Pandu Cerdas Alfrida Muklin ketika ditemui tim APPM di ruang kerjanya Kamis 16/02/2023 menjelaskan, masalahnya bermula dari adanya teguran guru kepada anaknya karena sering tidak sekolah. Nah sebagai guru kelas tentu berkewajiban mencari tahu apa masalahnya sehingga selalu alpa.
“Soalnya setiap Minggu anak tersebut pasti ada alpanya, bahkan pernah satu Minggu tidak masuk sekolah,” katanya.
Nah biasanya murid yang bermasalah dan tidak hadir guru akan mencari tahu ke rumah (home visit).
Bahkan juga anak tersebut ditegur dan dingatkan guru agar jika masuk sekolah harus mandi. “Kami memang tegur anak tersebut agar selalu mandi saat ke sekolah. Tetapi tidak pernah diindahkan padahal sangat mengganggu teman teman lainya’ kata guru kelas.
Dikatakan, banyak murid yang engan masuk kelas karena tidak tahan. Dan teguran ini dianggap orang tua sebagai pelecehan.
Dengan membawa bawa profesi wartawan, oknumn orang tua itu baik ibu maupun bapaknya sam sama ngamuk di sekolah sambil video para guru-guru.
Mereka juga mengambil paksa anaknya yang sedang belajar untuk segera pulang.
Hebatnya lagi kata Alfrida, masalah tersebut dilaporkan kepada walikota. “Kami punya bukti bukti bahwa anaknya sering tidak masuk sekolah. Tidak ada anak yang kami istimewakan, semuanya sama adalah anak anak kami ketika mereka berada di sekolah.
Laporan kepada walikota justru berupa pengaduan bahwa guru guru SDN 18 Pandu Cerdas sering masuk jam 1O pagi.
“Bagaimana masuk jam 10 pagi sedangkan jam 07.00 WITA semua guru sudah harus ikut apel pagi. Ada bukti absen finjer,,” ungkapnya.
Kalau didapati guru guru tidak berada di sekolah itu karena yang lain sedang melakukan home visit bagi anak anak yang butuh perhatian khusus. Bahkan Kepsek sering ada urusan di bank dan kantor Dinas karena maju mundurnya sekolah berada di tangan kepala sekolah.
“Meskipun saya akan pensiun tahun depan tetapi saya ingin meninggalkan kesan baik baik. Saya ingin memajukan sekolah ini sesuai kemampuan,” tegas Alfrida meyakinkan.
Sejak masuk menjadi Kepsek, jumlah siswa hanya sekitar 50an. Namun sekarang sudah mencapai 154 anak didik tetapi baru 124 yang terdaftar di Dapodik karena masalah administrasi yang tidak lengkap seperti KK dan lain lainnya,” ujar Alfrida lagi. (Meldi S)