Penerapan Kurikulum Merdeka, SMPN 13 Manado Laksanakan Projek ‘Anti Perundungan’
MANADO,PROSULUT.Com – Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar yang digulirkan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mulai diterapkan di sekolah pada semua tingkatan, meski dilakukan secara betahap. Tak heran kalau belum semua siswa menikmati kurikulum ini, tetapi masih mengunakan K13.
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 13 Kota Manado mulai menerapkan kurikulum merdeka tetapi masih terbatas untuk kelas VII.
Kepala SMPN 13 Manado, Theodora Uway ketika ditemui di ruang kerjanya akhir pekan lalu menjelaskan, salah satu karakteristik kurikulum merdeka belajar adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Dalam hal ini sekolah diberikan kebebasan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah.
Dan untuk SMPN 13 Manado, projek yang sudah dan sedang dikerjakan berkaitan erat bahkan sangat dekat dengan Lingkungan sekolah.
Untuk projek pertama yang sudah dilaksanakan adalah penerapan demokrasi melalui pemilihan OSIS.
Sementara projek yang kedua yang sedang berlangsung adalah tentang Anti Perundingan.

Projek ini mengambil Thema: Bangunlah Jiwaraganya.
Theodora mengatakan, projek ini sengaja diambil karena banyak terjadi perundingan antara sesama siswa. Mereka suka membully orang, menyebarkan berita berita Hoax dan suka menjelek jelekkan sesama. Bahkan ada yang sampai membawa-bawa nama dan profesi orang tua dan lain sebagainya.
” Kami ingin anak didik di SMPN 13 saling mengasihi antar sesama sehingga tidak ada lagi yang namanya perundungan atau pembulian,” ujar Theodora yang baru beberapa bulan dipercayakan memimpin satuan pendidikan ini tetapi sudah banyak melakukan perubahan mendasar.

Untuk itu SMPN 13 Manado meluncurkan slogan ‘Prestasi Yes, Perundungan No!.
Lebih jauh Theodora maparkan,
Kurikulum Merdeka Belajar memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Kurikulu merdeka fokus pada materi esensial, relevan dan mendalam sehingga ada waktu cukup untuk membangun kreativitas dan inovasi peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
“Ini merupakan konsep kebijakan terbaru dalam dunia pendidikan nasional yang berfokus pada materi esensial dan fleksibel sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan dari masing masing karakteristik siswa,” ungkap mantan Wakepsek SMPN 8 Manado ini meyakinkan.
Dikatakan, dalam kurikulum merdeka belajar, ada pengembangan soft skill dan karakter melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Pembelajaran berbasis proyek ini merupakan metode pembelajaran dalam kurikulum merdeka yang memanfaatkan pembuatan projek sebagai kegiatan dalam proses pembelajaran.
“Kami berupaya menerapkan Kurikulum Merdeka pada siswa kelas VII tahun 2022 dan tahun 1023 ini melibatkan kelas VIII,” ungkap Kepsek yang selalu mengajarkan tentang kasih serta mengajar dengan hati. (Meldi S)