MANADO,PROSULUT.Com – Bekerja lebih cepat, tanggap terhadap situasi genting pada saat banjir melanda Kota Manado 27 januari lalu, Kepsek SMPN 3 Manado, Rahman Mangopa langsung berkoordinasi dengan staf pengajar lewat WA grup.
Semua siswa dan guru yang menjadi korban banjir diminta untuk didata yang mengalami musibah banjir dan tanah longsor, mengingat para peserta didik memang banyak yang tinggal di daerah bencana.
Kepada PROSULUT.com Senin, 13/2 diruang kerjanya, kepsek SMPN 3 Manado Rahman Mangopa menjelaskan, ada sekira 200-an siswa yang mengalami musibah banjir bahkan ada 10 rumah yang rata dengan tanah.

Hari itu juga bantuan mulai berdatangan setelah air mulai surut dan dikupul di SMPN 3 Manado, keesokan harinya Sabtu, 28/1 bantuan mulai di salurkan meski hujan masi turun dan belumpur.
“Bantuan awal yang dibawa adalah pakaian layak pakai dan makanan siap saji mengingat ada yang kehilangan Rumah.

“Mereka menggigil kedinginan dan bingung kemana mereka akan mengadu,komunikasipun agak sulit lantaran keadaan darurat, isak tangis mereka menyambut kedatangan kami membawa bantuan seraya bingung mau ucapakan apa,” sebut Mangopa.
Mangopa tidak patah arang dan terus berusaha memberikan penguatan kepada keluarga maupoun peserta didik yang mengalami musibah.
Kepedulian orangtua murid maupun guru sangat tingi sehingga bantuan terus berdatangan, namun kami sempat mengalami kendala lantaran sebagian peserta didik mengikuti orangtua mengungsi diluar Kota Manado.
Menurut Mangopa korban banjir terbanyak ada di wilayah, Mahawu, Cempaka, Pasar Bobo dan Loreng termasuk lima staf pengajar yang mengalami musibah. Begitu juga mereka yang sudah kehilangan kelengkapan sekolah masi diberikan dispensasi atau menyesuaikan.
“Menyesuaikanlah dengan keadaan dan tetap sabar menghadapi segala apa yang dialami karena musibah tidak direncanakan,” pungkasnya. (JET)